Postingan

Menampilkan postingan dari November 28, 2017

Cerita Kehidupan : Paku Yang Tertancap Dihati

Gambar
Marah adalah sifat naluriah manusia saat merasa tertekan dan kecewa. Namun marah yang tidak terkendali hanya akan membawa kerusakan. Baik pada diri sendiri terlebih pada orang lain. Dan bila orang lain sakit hati karena kemarahan kita, tidak mudah untuk memperbaikinya. Kisah inspiratif ini sebenarnya kisah lama yang menggambarkan efek kemarahan pada orang lain. Namun kisah ini akan selalu menjadi pengingat kita agar tetap mengontrol emosi pada diri sendiri dan lingkungan sosial kita. Pada suatu ketika, hidup seorang anak yang sangat pemarah. Hal-hal sepele bisa menjadikannya naik pitam. Tapi beruntung bagi anak itu, ia memiliki seorang bapak yang sangat bijaksana. Suatu hari, sang bapak memberikan anak itu sekarung paku. Bapak itu meminta agar anaknya melampiaskan kemarahannya dengan memakukan 1 paku ke tembok belakang rumah. Satu paku untuk setiap satu kali marah. Hari pertama pun dilalui. Hari ini anak itu marah sebanyak 35 kali, maka sebagai konsekwensinya, anak itu harus mema

Ceritaku : Makhluk itu ternyata

Hari ini tepatnya 27 November 2017 ,  ada sedikit peristiwa yang memikat hati, ini dimulai saat aku mulai gerah diatas dengan kondisi jaringan LAN yang lumayan membuat pusing, tak mau pusing terlalu lama, Aku turun kebawah dengan membawa 2 batang Rokok. Sengaja memang Aku membawa 2 batang saja, karena jika Aku bawa sebungkus, bisa berjam jam Aku dibawah nantinya. Dibawah ada sekuriti yang menemani dan beberapa tim lapangan, sedangkan merokok dan berbincang bincang ringan dan sedikit mengocok perut. Tanpa disadari, ada sesosok makhluk kecil berwarna Hitam dan Putih menghampiri, sesaat Aku tidak peduli, tetapi sejenak Aku termenung, Aku teringat anak gadisku tercinta sudah tidak takut lagi dengan makhluk mungil ini, dan sepemikiran dengan diriku, sekuriti mengatakan kepadaku untuk membawa pulang saja makhluk ini, karena kemarin memang pernah Aku tertarik dengan makhluk ini, tetapi saat ingin dibawa, Dia menghilang. Tanpa pikir panjang Aku meng-iyakan dan mengatakan, jika siang nant